Biaya Operasional Bisnis Keripik Singkong, Rincian dan Cara Mengelolanya

Biaya operasional bisnis keripik singkong

Biaya operasional bisnis keripik singkong sering kali diabaikan oleh pelaku usaha pemula. Padahal, kalau ingin usaha ini bertahan dan berkembang, kamu harus paham betul alokasi dana yang di keluarkan setiap hari atau bulannya.

Biaya operasional bisnis keripik singkong mencakup semua pengeluaran rutin, mulai dari bahan baku, listrik, minyak goreng, kemasan, sampai biaya pemasaran. Memahami ini penting agar keuangan bisnis tetap sehat dan tidak boncos di tengah jalan.

Biaya operasional bisnis keripik singkong yang dikelola dengan baik bisa membantu kamu menetapkan harga jual, merancang strategi promosi, dan memutuskan kapan saatnya scale-up usaha. Yuk, kita ulas satu per satu.

1. Biaya Bahan Baku

Komponen pertama dan paling penting tentu saja adalah bahan baku. Singkong sebagai bahan utama harus di beli dalam kondisi segar dan berkualitas. Harga singkong bisa bervariasi tergantung musim dan daerah, tapi rata-rata berkisar antara Rp1.500 sampai Rp3.000 per kilogram.

Kalau kamu memproduksi 10 kg keripik per hari, kamu bisa butuh 20–25 kg singkong segar. Jangan lupa juga hitung biaya tambahan seperti garam, bumbu tabur, dan bahan pewarna makanan alami jika digunakan.

Tipsnya, beli langsung dari petani atau supplier tetap supaya harganya lebih murah dan kualitasnya konsisten.

2. Biaya Produksi, Listrik, Minyak, dan Tenaga

Selanjutnya, biaya produksi. Ini mencakup listrik untuk menyalakan alat pemotong, mesin penggorengan, dan mesin peniris minyak. Kalau kamu masih skala rumahan, listrik mungkin nggak terlalu tinggi, tapi tetap perlu di perhitungkan, terutama jika sudah memakai mesin otomatis.

Minyak goreng adalah biaya besar lainnya. Keripik singkong butuh digoreng dalam jumlah besar dan minyak harus diganti secara berkala. Supaya hemat, kamu bisa menyaring dan menggunakan minyak dua sampai tiga kali selama masih layak pakai.

Untuk tenaga kerja, kalau kamu produksi sendiri, biayanya bisa di tekan. Tapi kalau sudah punya karyawan, perhitungkan gaji atau upah harian secara konsisten agar tidak mengganggu cash flow.

3. Biaya Kemasan dan Label

Jangan remehkan biaya kemasan, ya. Meski terlihat kecil, ini berpengaruh besar pada daya tarik produk. Konsumen suka keripik yang di kemas rapi, bersih, dan punya informasi yang jelas seperti tanggal kedaluwarsa dan komposisi.

Biaya plastik kemasan per pcs bisa berkisar antara Rp300 hingga Rp800 tergantung ukuran dan desain. Belum lagi jika kamu menambahkan stiker atau label cetak yang menampilkan nama brand atau logo usahamu.

Beli kemasan dalam jumlah besar bisa menekan biaya lebih murah. Selain itu, pilih kemasan yang tahan minyak dan udara agar produk tetap renyah.

4. Biaya Distribusi dan Pemasaran

Distribusi dan pemasaran juga termasuk biaya operasional. Kalau kamu mengirim produk ke reseller, marketplace, atau konsumen langsung, pasti ada ongkos kirim. Untuk efisiensi, pilih jasa ekspedisi yang punya harga tetap dan jangkauan luas.

Biaya pemasaran juga perlu diperhatikan, seperti biaya iklan di media sosial, endorse, atau bahkan diskon untuk menarik pelanggan baru. Jangan lupa juga, biaya membuat konten seperti foto produk, video, atau promosi musiman bisa masuk ke sini.

Kesimpulan

Mengelola biaya operasional bisnis keripik singkong dengan baik adalah kunci agar usaha bisa bertahan dan berkembang.

Dengan menghitung dan mencatat semua pengeluaran secara rutin mulai dari bahan baku, listrik, minyak, tenaga kerja, kemasan, hingga promosi kamu bisa lebih mudah menentukan harga jual, menghitung laba, dan mengambil keputusan bisnis yang tepat.

Ingat, bisnis bukan hanya soal produksi, tapi juga soal bagaimana kamu menjaga keuangan tetap sehat dan efisien. Yuk, mulai kelola biaya operasional bisnismu dari sekarang!

You may also like